Seno, Leila, dan Rock & Roll
Seperti halnya rock & roll, Tempo adalah situs tertua tentang selera bacaan saya. Di dalamnya ada The Beatles, The Rolling Stones, dan Elvis Presley. Tapi seperti juga rock & roll, Tempo tidak berhenti sampai di situ. Karena rock & roll bisa mengangkasa karena Zeppelin dan menjadi Queen. Seperti Seno dan Leila.
Membaca dan menulis adalah dua hal yang menurut saya menjadi satu bagian. Saya membaca karena menulis dan saya menulis karena membaca. Mendengar adalah hal yang lain lagi.
Sayang hanya Galih yang waktu itu bisa diajak bersepakat mengenai hal berikut. Tempo adalah galeri kata-kata berikut bengkel artisnya. Seno menjadi favorit Galih, seperti saya yang menjagokan Leila.
Seno itu pelan, runut, tapi berbekas seperti,
Etsa-etsa ini alit tapi cukup menampilkan bayangan seorang “raksasa” yang dengan tekun, dengan gairah eksperimen tinggi, dan kepekaan hati akan hal-hal yang manusiawi, berusaha menangkap kehidupan secara jujur.
(paragraf terakhir Etsa-Etsa Alit Rembrant, Tempo 13 Agustus 2006)
Dan, Leila itu tidak tenang, menyentak-nyentak, dan bernada tinggi,
Film Opera Jawa yang akan membuka Festival Film Yogya Netpac ini adalah film terbaik Garin. Melalui film ini dia mampu menampilkan dinamisme musik dan kekayaan karya seni rupa negeri ini, yang memberikan roh dalam tafsir Garin terhadap kisah luar biasa ini.
(paragraf terakhir Ketika Sita Bertanya tentang Hasrat, Tempo 13 Agustus 2006)
Tulisan ini tidak akan berpanjang-panjang karena seperti biasa memang tidak ada yang terlalu penting untuk Anda, meskipun begitu berarti buat saya. Emosi yang meluap-luap ini hanya karena saya harus bilang saya cinta Led Zeppelin dan Queen, seperti Seno dan Leila. ; )
melancholy blues
No comments:
Post a Comment