Blog

buat 5 tahun lagi















Macet itu biasa. Macet di pagi hari. Macet di siang hari. Macet di malam hari. Bahkan macet pada dini hari. Buat orang yang tinggal di Jakarta, macet biasa terjadi kapan saja dan di mana saja. Macet biasa terjadi di gang kecil. Macet biasa terjadi di jalan alternatif. Macet juga biasa terjadi di jalan protokol. Bahkan istilah jalan bebas hambatan pun sudah lama dilupakan orang karena biasa macet. Di negara yang menyimpan banyak bahan cemoohan ini, macet adalah nilai plus.

Yang jadi penyebab pun bisa macam-macam. Akan tetapi, macet umumnya terjadi karena ruas jalan tidak mampu lagi menampung kendaraan yang melintas. Seorang teman di masa kuliah pernah menganalisis dan mengungkapkan solusinya untuk memecahkan persoalan kemacetan lalu lintas di ibu kota. Teman sekampus yang belajar bahasanya Anna Politkovskaya—si wartawan pemberani—itu bilang, “Macet dengan sendirinya akan hilang seandainya lebar jalan dibuat sama besar dengan panjangnya.” Tidak kelihatan ada gelas atau botol kosong di dekatnya, tapi dia mengatakan hal itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berdua kembali diam sepanjang perjalanan selama dua jam sejauh 4,5 kilometer yang hanya menggunakan gigi satu itu.

Penyebab nomor dua terjadinya macet adalah angkutan umum. Setelah lama melupakan teknik menyalakan lampu sein sebelum menepi, sekarang mereka mulai melupakan teknik menepi sebelum berhenti. Adalah lazim dan termaafkan apabila sebuah mikrolet mendadak sontak berhenti di tengah ruas jalan untuk menaikkan atau menurunkan penumpang. Begitu pula metro mini. Kendaraan itu... (tertegun sejenak)... (tarik napas)... bisa berjalan dengan sangaaaaaaaat lambat tanpa alasan apa pun dan membuat semua kendaraan di belakangnya harus benaaaaaaaar-benar sabar hingga suatu ketika si sopir memindahkan persneling ke gigi dua dan selanjutnya dan selanjutnya, hingga benda terkutuk itu melaju kencaaaaaaaaang sekali. Semua itu terjadi seiring dengan teriakan histeris, “Rapaaaaaaaaaaathhh.” Percayalah, Anda harus benar-benar pemaaf dan cepat melupakan kejadian itu apabila ingin hidup dengan tekanan darah normal 10 atau 20 tahun ke depan. Tapi bila Anda ingin masuk surga, cobalah berdamai dengan angkutan umum bernama bajaj. Bila Anda sukses, Anda adalah orang pertama yang paling layak dan benar-benar layak masuk surga.

Penyebab ketiga adalah rambu lalu lintas yang tidak berfungsi, perbaikan jalan atau pembangunan fly over/under pass, dan yang sedang trendi: pembangunan busway. Untuk sebuah harapan tentang masa depan yang lebih baik, bolehlah kita menyimpan angan-angan bahwa semua pembangunan itu bisa berakhir pada kebahagiaan kita semua.


Tapi itu hanya untuk dua poin terakhir. Rambu lalu lintas yang tidak berfungsi adalah hal yang lain lagi. Apalagi karena yang jadi sebab adalah PLN tidak mampu lagi memberi layanan listrik terhadap fasilitas umum. Jumat pekan lalu perempatan Kayu Putih dari arah rusun Pulo Mas menuju Rawamangun dikabarkan mencatat rekor antrean terpanjang dalam sejarah karena lampu merah di situ terkena giliran pemadaman listrik sejak pukul 3 sore. Luar biasa. Mudah-mudahan saat membaca tulisan ini lima tahun lagi, kita masih belum terbiasa dengan kejadian itu.
Mudah-mudahan.

No comments: