piss
Pastinya... yang mengaku anak metal, rock, dkk, merasa akrab dengan simbol ini. Simbol damai yang dikenal di seluruh dunia, kecuali di Jawa, khususnya di kalangan orang jokaw aseli. Itu sebabnya anak gamelan kurang familiar dengan simbol ini. Ups... sori masyan, bukan begitu maksudnya... peace man!
(psssst... soalnya di jawa itu simbol damainya adalah ngirimin anak perawan biar dikawinin kerajaan sebelah kekekekkkk...) Ampuuuuuun masyan... tobaaaaaat....
Syahdan simbol damai ini diambil dari bodyline burung merpati yang dikenal sebagai lambang perdamaian. Setidaknya begitu kata majalah Concept yang edisi ini sumpah-keren-banget-lay-out-nya... teuteeeup : ). Sayangnya Concept gampang menyerah memberi informasi dalam tulisan. Pada artikel sepanjang lima baris itu Concept bilang, “Bahkan ada simbol yang sempat digunakan hampir semua musisi (bagai logo tak bertuan) yaitu lambang ‘peace’ yang muncul pada awal tahun 60-an.”
Bila Concept mau sedikit menggugel, ada cerita menarik di balik simbol damai itu. Simbol itu didesain pada 1958 oleh seorang desainer profesional, seniman, dan lulusan Royal College of Arts, yakni Gerald Holtom. Tujuannya adalah sebagai lambang gerakan antinuklir (Campaign for Nuclear Disarmament) yang berkembang di Inggris waktu itu.
Yang menarik adalah konsep yang menjadi dasar desain itu dibuat. Ada yang menyebut semaphore, kode komunikasi yang kita kenal dalam Pramuka, sebagai dasar simbol gerakan antinuklir itu. Garis-garis dalam lingkaran pada simbol tersebut dibentuk dari garis tubuh orang yang sedang menggunakan kode semaphore untuk huruf N dan D, singkatan dari Nuclear Disarmament.
Namun, belakangan simbol ini hanya dikenal sebagai simbol damai; atau lambang kematian dan kelahiran; atau simbol anti-Perang Vietnam; atau simbol antikristen. Lho?
Ya begitu katanya. Nah, sementara yang lain sibuk mengartikan simbol itu, mari kita nikmati saja nada-nada ceria dari Offspring dengan Hit That.
(psssst btw coba kalo mas gerald pake konsep anak perawan buat dasar desainnya, pasti gak jadi rame kayak gini hihihi) Eh, dia denger... ampyuuuuun masyaaaaaaan... ampyuuuuun.
No comments:
Post a Comment