Mental Konyol
Banyak orang yang langsung latah mengolok-olok kemampuan berbahasa Inggris Nadine, si cantik berhidung tinggi yang kurang pandai menguasai emosi di depan kamera kontes kecantikan sedunia. Agak konyol tentunya, karena menurut saya seharusnya ada tim yang dapat membantu si cantik menjadi juara kontes kecantikan. Seperti konsultan untuk make up, konsultan untuk cara bicara, cara makan dan lain sebagainya. Apalagi dalam urusan cuap-cuap di depan kamera. Bila tim tadi benar-benar ada dan bekerja sesuai kapasitasnya, maka seharusnya insiden “salah ucap” itu tidak perlu terjadi. Karena, percayalah, di zaman secanggih ini tidak ada yang tidak bisa diciptakan di depan kamera. Jadi marilah kita sama-sama mulai mengolok-olok kinerja tim sukses Nadine yang mungkin ada itu.
Satu kali waktu saya pernah mengikuti acara pemberian penghargaan kepada para pemasar atau kerennya disebut marketing award. Acaranya digelar di Balai Sarbini dan terbilang eksklusif. Setelah terlambat 30 menit acara dimulai. Kejutan pertama segera muncul. Si “pembaca acara” yang kebetulan cantik membacakan susunan acara dalam bahasa Inggris. Tentu saja menjadi kejutan karena sedari awal saya tidak pernah menyangka bahwa acara ini bakal dilaksanakan dengan menggunakan bahasa Inggris. Setidaknya itu asumsi saya ketika pertama kali mendengar ucapan selamat datang dari si pembaca acara.
Tapi yang membuat saya benar-benar terkejut adalah tidak ada wajah orang asing di kiri-kanan saya. Semua berwajah melayu. Begitu juga di belakang hingga di pojokan ruangan. Semuanya akamsi (anak kampung sini). Luar biasa. Seluruh hadirin dengan tenang mengikuti acara. Dan saya pun akhirnya ikut-ikutan tenang setelah manajer saya sukses mendiamkan saya dengan olok-olok,” Cieee yang anak bahasa... protes ni yee.”
Dan begitulah yang terjadi hingga sampai saat pemberian penghargaan. Meskipun bertentangan dengan hati nurani, saya tetap duduk tenang. Untungnya penampilan si pembaca acara cukup meneduhkan. Cara pengucapannya pun enak didengar. Sangat fasih tentunya.
Penerima penghargaan pertama naik ke panggung. Seorang direktur pemasaran yang sukses memasarkan produk asing di dalam negeri. Setelah adegan pengambilan gambar bersama piagam, sekarang giliran si direktur menyampaikan sepatah-dua patah kata di podium. Bahasa Inggrisnya pun tidak kalah mengkilap. Mulus tanpa cacat cela. Luar biasa.
Sekarang giliran kategori produk kendaraan bermotor. Yang naik ke panggung adalah direktur pemasaran regional Asia Tenggara. Seorang Jepang. Saya masih ingat kalimat pertama yang ia sampaikan di podium setelah mengucap salam. “Mohong maaf bira bahasa Indonesia saya kurangu langcare.” Selisih beberapa penghargaan sebuah permohonan maaf datang lagi dari seorang bule yang menjadi direktur pemasaran kartu GSM karena tidak dapat berbahasa Indonesia.
Konyol.
No comments:
Post a Comment