Blog

Surat buat Beruang

Kerajaan Beruang mendadak riuh hari-hari belakangan ini. Seru sekali. Dua kelompok politik di kerajaan itu sedang ramai berdebat perihal perlu tidaknya Raja Beruang berkunjung ke Kerajaan Kodok yang sedianya dilaksanakan kurang sepekan lagi. Sepucuk surat yang melayang dari Kerajaan Kodok jadi pemicu keramaian.

Dear Raja Beruang,

Sehubungan dengan surat Saudara tertanggal 10 November 2006 perihal kunjungan kekerajaan ke Kerajaan kami pada 20 November 2006. Lewat surat ini kami beserta segenap jajaran Kerajaan dan seluruh rakyat Kerajaan Kodok mulai Jelata I sampai Jelata III menyambut gembira kunjungan Saudara.

Kami menanti kedatangan Saudara dan mengharapkan Saudara dan istri serta staf Kerajaan Beruang dapat tinggal serta menginap di kerajaan kami barang sehari-dua hari. Semua fasilitas yang tersedia di Istana Kerajaan Kodok dapat Saudara nikmati selama kunjungan tersebut.

Perihal keamanan dan ketertiban semasa kunjungan adalah wewenang dan tanggung jawab kami yang akan dijalankan sesuai aturan yang berlaku di kerajaan kami. Dan karena itu kami tidak dapat mengabulkan permintaan Departemen Pertahanan Kerajaan Beruang untuk memindahkan jalur angkutan umum yang akan mengakibatkan lumpuhnya perekonomian di kerajaan kami, mengganggu perjalanan siswa kami ke sekolah, memaksa para sopir angkot untuk libur dan tidak memperoleh penghasilan, serta memaksa tukang-es-durian-tiga-ribu-perak-tapi-masyaaloh-enak itu untuk tidak mangkal di sebelah Kebun Raya Kerajaan.

Mohon maaf pula apabila muda-mudi kami menolak permintaan untuk memutuskan jaringan seluler selama sepuluh jam. “Sepuluh jam adalah waktu yang sangat lama buat kami. Hukuman apalah yang lebih keji dari aturan tidak boleh mengirimkan pesan pendek kepada kekasih hati? Mengertilah perasaan kami yang sedang dilanda asmara ini, Paduka,” begitu mereka memohon.

Itu sebabnya, dalam surat ini kami juga memohon agar Saudara dapat memahami keadaan kerajaan kami. Kami sangat tersanjung dan mendapat kehormatan luar biasa dengan kunjungan Saudara, tapi kami juga tidak dapat mengabaikan permohonan rakyat. Harap maklum.

Warm regards,

Kodok Sakti

Nb. Lupakan saja keinginan Saudara untuk mendaratkan helikopter di Taman Raya Kerajaan. Selain tidak ada helipad di sana, kami juga tidak akan begitu saja membiarkan baling-baling helikopter merusak tanaman kami. Gunakan saja kendaraan umum. Toh terlambat karena macet barang dua-tiga jam di jalan tol adalah lumrah di kerajaan kami.

Karena Tempo, 19 November 2006

1 comment:

Anonymous said...

beruangnya dari parakan? :)