Blog

Parakan

Ada satu hal yang khas di kantor saya yang tidak mungkin ditemui di kantor iklan mana pun di seluruh dunia. Sebagian besar karyawannya adalah warga asli Parakan, Temanggung, Jawa Tengah. Hampir lima puluh persen kalau saya tidak salah berhitung. Sebagian yang lain adalah karyawan asal Purwodadi, Semarang, Kudus, Malang, Surakarta, Wonogori, dan Yogyakarta. Kalau tidak salah mengira-ngira, ada 40 persen karyawan yang berasal dari daerah tersebut. Sisanya adalah karyawan asal Tasikmalaya, Garut, Palembang tapi keturunan Madiun, Jakarta tapi asli Surabaya, Bandung tapi asli Majalengka, lalu Kampung Ambon tapi Batak. Karena kebhinneka-tunggal-ikaan (berbeda-beda tapi tetep satu juaawa...) itulah maka bahasa nasional di kantor saya adalah boso Jowo.

Ditilik dari kesamaan daerah asal, maka ada kemungkinan tali silaturahmi di antara karyawan menjadi lebih dari sekadar rekan kerja. Ada yang masih saudaralah, ada yang masih tetanggaanlah, bahkan ada yang sengaja bikin geng karena sering ngumpul bareng secara tinggalnya sekampung.

Entah sirik karena tidak punya teman sebanyak anak Parakan atau dasar iseng aja, maka muncullah berbagai julukan yang diberikan karyawan non-Parakan kepada Parakanians tersebut. Dua yang terkenal adalah Panbers dan Elpamas. Julukan yang pertama berasal dari Parakan Bersatu dan yang kedua dengan nada rada ngeledek berarti, “Elek-elek, Parakan, Mas”.

Kendati demikian, persatuan dan kesatuan di kantor kami sama sekali tidak pernah terusik oleh masalah itu. Semua pekerjaan tetap bisa diselesaikan tepat waktu meskipun briefing seringkali disampaikan dalam bahasa Indonesia dialek Jawa Tengah. Sudah jamak apabila seorang creative director memaki ilustrasi seorang desainer yang ia rasa tidak tepat dengan kalimat, “Opo iki? Lah ndak bener iki. Mbochay!” Atau dia juga bisa bilang gini, “Laaaaah... iki... ciaaaamik iki! Wes, minta approve karo Pak xxx!” Itu kalo ilustrasi sang desainer sesuai pesanan. Dan si desainer yang masih plonga-plongo karena baru kerja beberapa hari itu baru beranjak membawa karyanya ke ruang Pak xxx setelah si copywriter yang duduk di sebelahnya membisiki, “Dia bilang bagus... dah sana bawa ke meja Pak xxx.”

Tapi ada satu hal yang saya anggap sebagai masalah yang kerap muncul di kantor kami, dan dianggap menjadi kebiasaan, yakni pentingnya menunjukkan identitas kedaerahan. Setiap karyawan baru akan menghadapi pertanyaan, “ Aslinya mana, Mas?” saban kali memperkenalkan diri kepada karyawan lama. Tentu saja sebuah pertanyaan lumrah karena sangat biasa terjadi di mana pun. Tapi di kantor saya, pertanyaan itu punya dampak luar biasa. Seminggu kemudian, karyawan baru yang mengaku asli Sukabumi itu bisa dipastikan keluar makan siang bersama Maman, Nana, dan Dodi. Dan mereka makan lalap dengan lahap.

Tersebutlah Danang, office boy baru asal Parakan yang baru bekerja lima hari di kantor. Hari itu benar-benar melelahkan buat dia karena harus menyiapkan berbagai perlengkapan event di ruang produksi. Dari backdrop, spanduk, xbanner, sampe pin-pin kecil buat dibagikan kepada pengunjung acara. Tapi kerja sudah selesai. Sambil nonton sinetron dia duduk selonjoran di ruang resepsionis. Malam itu sudah pukul 10.


Tapi nasib emang susah ditebak. Mbak xxx tiba-tiba datang dengan setumpuk kertas sambil bilang, “Nang, yang ini difotokopi masing-masing dua ya, terus yang ini 30 kali. Makasih, yaaa. Saya tunggu di ruangan.” Sambil menggerutu Danang beranjak ke lantai tiga melakukan tugas ekstra. 1... 2... 3... lembar berlalu hingga akhirnya ia mengantarkan hasil fotokopinya ke meja Mbak xxx tadi. Sambil mengecek karya Danang, Mbak xxx mulai basa-basi menanyakan apakah Danang sudah makan. “Sudah, Mbak, barusan,” jawab Danang sambil menunduk malu-malu. Semua hasil fotokopi sudah diperiksa, dan si Mbak menanyakan print out asli yang ia berikan sebelumnya. “Aslinya mana, Nang?”

Masih menunduk, Danang menjawab, “Parakan, Mbak.”

2 comments:

penjual kenangan said...

Btw, Mbak xxx dan Danang "Parakan" itu jadi tim kreatifnya iklan Hexos "Aslinya mana," ya, Vic? Hehe. Eh, jangan-jangan iya, ya?

Unknown said...

hehehehe sayangnya bukan... eh iklan hexos mana?