soWhat
Semuanya berawal dari ocehan bule gila yang kebetulan kami, saya dan sejumlah teman dari kantor lama, temukan di suatu malam di sebuah kedai minuman kurang lebih sebulan lewat. Dimulai dari obrolan tentang perempuan Indonesia yang menurutnya pemalu di tempat tidur, hingga diakhiri dengan cemoohan tentang produk nasional yang sama “pemalu” di pasar global. Lho kok?
Dia adalah sutradara film iklan—sedikit latar belakang tentang si bule gila yang sering mengaku kepada petugas imigrasi liburan padahal kerja itu. Hampir semua iklan yang digarapnya adalah produk bermerek asing. Mungkin karena itu, ditambah lagi hasutan seloki-seloki kecil yang tidak habis-habisnya berputar, kelakuan doyan ngenyek-nya keluar. Dan kena. Sejak hari itu saya jadi kepikiran merek lokal apa yang bisa berdiri semringah seperti McDonald’s.
Alhamdulillah puji tuhan, di Senin yang cerah tanpa awan tempo hari ada majalah Swa edisi terbaru yang mengulas jawara-jawara ekspor asal Indonesia. Luar biasa. Meskipun di tabel-tabel njelimet itu isinya kebanyakan produk mentah, toh ada juga satu dua produk jadi (bermerek pula) yang dipasarkan di seberang lautan. Salut buat Wings yang menyulut perang dengan Unilever di Afrika. Bahkan membuat semua deterjen di Afrika yang tadinya biru menjadi putih—meniru So Klin dengan butir deterjen putih. Salut buat So Klin yang jadi raja deterjen di tiga perempat Afrika. Salut buat So Klin Cup—nama liga sepak bola yang disponsori So Klin di Mali dan Ghana. Semua ada di Swa. Salut juga buat Swa.
Dan sekarang saya bisa tidur nyenyak sambil menunggu Sabtu, "kencan" dengan si bule gila. Bukannya mau balas dendam karena merasa nasionalisme saya terusik, tidak. Sama sekali tidak. Saya cuma kangen dengan seloki-seloki kecil nan gratis itu. Suer.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment