Blog

san po gong
(thx tu ling ling dan temennya)

LAMPU MOBIL & SI KECIL
hidup cuma sekali, nikmatilah!

lawang sewu

AWAS BUAYA!















3 hari menjelang lebaran...
sebuah kunjungan istimewa ke bonbin ragunan
temu kangen sekaligus silaturahmi
banyak harapan...
kepengin ketemu beruang madu, singa,...
sayang, ragunan belum siap lebaran

(lagi duduk di ruangan sambil ngebayangin sampah di ragunan setelah lebaran... mudah2an tu buaya masih kebagian tempat di selokan)

perahu yg tak laik berlayar atau laut yg tak bersahabat?

jordan rudess a.k.a. mamat :)
keyboardis malem, komposer siang

bandnya mamat emang oke. meskipun gak perna mainin hair of the dog, bandnya mamat tetep oke kekekekkkk.
sayang mamat gak perna mainin alat musiknya sambil ajojing di depan panggung.
tapi menurut gw band mamat paling oke.
semua dimainin, dari BEP sampe coccaine-nya mas eric.
buat minggu depan gw request deh. hair of the dog-nya nazareth.






















...Now you're messin' with a... A SON OF A BITCH...
Now you're messin' with a son of a bitch...


man its a hot one! ...my mu equita my spanish harlem mona lisa
lo lait, lo spit, lo jum aut twis, lo PS teknik : )

the prize!!!















buat mamat n band... tengkyu-tengkyu yak!
Tamasya itu

Ah, tgl 11-12 Nov nanti akan ada trip ke Pulau Seribu (gw baru tau cuma ada 105 pulau di Kepulauan Seribu hehehe). Walaupun daftar kunjungannya blom jelas, apalagi mo ngapain aja, apalagi menu makan malamnya (buset dah dimaaaaas), selama tu kamera beserta lensanya available gw mah sebodo amat (mudah2an suting fru…xxx dan suting fu…xxx tetep tgl 7-9 nov pliiiiiis). Eh, ada yang tau cara ngawetin nasi rendang buat dua hari gak?

Sebenernya gara-gara Sem yang penasaran setengah mampus ama Pulau Tidung. Lalu ada Citra yang juga gak tau kenapa penasaran ama Tidung. Padahal gw juga cuma sekali ke sana. Itu juga dah lama bgt. Sekarang malah gak inget apa2 kalo ditanya soal Tidung. Sebenernya tu pulau gak luar biasa-luar biasa amat. Gw ke pulau itu hanya karena terbawa arus kuliah MPB. Sebuah penelitian bahasa (11 persen) dan piknik (89 persen) di Pulau Tidung. Namun, cerita yang dibawa pulang para mahasiswa pengikut penelitian itu adalah promosi yang teramat sangat ampuh. Buktinya Sem kepincut.

Kalau kata wikipedia sih Pulau Tidung merupakan salah satu
kelurahan di Kepulauan Seribu. Pulau ini terbagi dua yaitu, Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Pulau ini juga mempunyai penduduk cukup banyak. Wilayah Pulau Tidung merupakan tempat yang unik khususnya untuk wisata bahari dan menyelam. Ekosistem terumbu karang di pulau ini masih mempunyai keindahan yang cukup baik, khususnya apabila melakukan kegiatan snorkeling atau diving di daerah tubir. Kegiatan penelitian juga sering di lakukan di daerah ini.

Cerita rada lengkapnya ada di sini
. Lalu kalo pengen liat foto-fotonya di sini. Buat cewek2 ini cerita tentang Tidung di mata perempuan hehehe. Dan inilah satu contoh kenapa susah banget ngarepin ngeliat foto alam kalo yg bawa kamera itu cewek kekekek.

Setelah brosing di internet gw baru sadar ternyata banyak yang baru di Tidung. Salah duanya adalah… sudah ada jembatan antara tidung besar dan tidung kecil waaaaa hebat.
Ini cerita tentang si jembatan baru
. Lalu di Tidung sudah ada listrik.

Namun, pada trip mendatang kita tidak perlu takut gak kebagian listrik di Pulau Tidung karena thanx to Fifi, para pengelana boleh menginap di salah satu rumah di Pulau Pramuka, gratis! (suit suit hidup fifi ye ye)






















Nah secara gw gak inget pernah ke Pulau Pramuka, maka di Kamis yang penuh dengan ketidakadakerjaan ini dimulailah brosing tentang Pramuka. Dimulai dari berburu peta pulau seribu di internet yang berakhir nihil dan kecewa sampai penemuan peta tercinta yang dicari-cari itu secara tak sengaja di software Peta Jakarta yang ternyata gw punya dan tersimpan manis di komputer gw (ngehe).

Informasi lain yang diperoleh adalah cara mengakses Pulau Seribu yang seru juga. Semua bisa dilihat di pengalaman para bekpeker.
Ke Pramuka oleh bekpeker pada 2005. Trus rundown acara bekpeker 2005.
Lalu cerita bekpeker April 2006.

Yang seru adalah:
Apabila ingin melakukan perjalanan ke pulau lainnya di Kepulauan Seribu tinggal menyewa ojek perahu, anda langsung diantar ke Pulau Panggang, Pulau Karya, Pulau Semak Daun dan lainnya. Ini Daftar ceritanya.


Seperti kata Mas Artson yang punya blog bekpeker keren itu: Tak lupa kehidupan bersahaja di pulau ini dapat dilihat dan bisa jadi best shoot para bekpeker yang doyan motret, pagi hari rutinitas anak-anak yang akan pergi ke sekolah memenuhi dermaga menunggu ojek perahu, ojek perahu adalah nama untuk perahu dengan ukuran sedang dengan kekuatan motor tempel setiap hari mengantar para penduduk dari mulai anak sekolah, bapak-bapak yang berdinas hingga ibu-ibu yang mau membeli keperluan apapun di pulau pulau dekat sekitarnya seperti P. Panggang, P. Tidung P. Kotok dan sebagainya. Dengan ongkos seribu rupiah perahu ini rajin melayani para penduduk dari pagi hingga pukul 7an.

Nah gw sekarang ngerti mo ke mana tgl 11 nanti hehehe. Anjrit dah jam 9 mlm. Sampe ketemu tgl 4 nov.
Biru-Putih, Goblok!

Ada satu penyebab macet yang mungkin hanya terjadi di Jakarta, tidak di tempat lain. Seperti Jumat sore minggu lalu ketika saya berada di jalan tol dalam kota dari Kelapa Gading menuju Depok. Kemacetan mulai terjadi di sekitar pintu tol Cempaka Putih. Ada banyak teori tanpa bukti yang kami, saya dan sopir kantor, lontarkan sepanjang kemacetan itu.

“Hmmmh Jumat sih, makanya macet,” ujar pak sopir. “Kayaknya ada syuting sinetron deh,” ganti saya memberi argumen dengan wajah serius sambil terus mengamati kencangnya laju kendaraan dari arah berlawanan. Si sopir hanya melirik saya sebentar lalu berkata lagi, “Hari Jumat gini orang-orang pada pulang cepat. Apalagi pas puasa-puasa kayak gini.” Sambil membuka jendela untuk menyalakan rokok saya berkomentar, masih dengan wajah serius, “Mungkin untuk take adegan kemacetan atau adegan kebut-kebutan di tol.” Si sopir sudah tidak bereaksi lagi dan tidak ada argumen baru yang keluar dari mulutnya sampai tiba-tiba ada Terano hitam dengan sirene mengaung-ngaung di belakang kami meminta jalan. Di belakangnya sebuah sedan, juga hitam dengan pelat nomor berseri BS, mengikuti. Kami pun minggir seraya memberi jalan kepada dua kendaraan yang-maunya-dianggap-VIP itu. “Tuuu kan, gw bilang juga apa, noh artisnya baru dateng.” Dengan wajah heran si sopir berkata, “Sekarang anak pejabat banyak yang main sinetron ya, Mas Victor?” Saat itu saya kehabisan kata-kata.

Selewat pintu tol Rawamangun teka-teki itu terjawab. Dari kejauhan tampak terjadi kecelakaan di jalur cepat. Tiga kendaraan ringsek. Sebuah kecelakaan beruntun. Menyadari tidak ada syuting di tempat itu, si sopir kembali diam. Kali ini dia benar-benar diam dengan saya di sebelahnya yang diliputi rasa bersalah.

Setelah TKP, lalu lintas kembali lancar. Tapi berbeda keadaannya dengan jalan di sebelah kanan kami alias dari arah berlawanan. Di sana ada banyak wajah-wajah kesal. Dan semua kendaraan berjalan sangat lambat bahkan nyaris tidak bergerak. Semua itu terjadi hanya karena kendaraan di depan mereka berjalan pelan sambil mengagumi kendaraan ringsek tadi. Bayangkan, kemacetan yang sama sekali tidak beralasan. Hanya karena ingin melihat kendaraan ringsek di jalur yang berlawanan.

Karena kesal dan untuk mengobati rasa bersalah, saya pun berkomentar sok kritis. Sekadar untuk mencairkan suasana. “Gila ya orang Indonesia, segitu herannya ngeliat mobil tabrakan. Bayangin kalo trailer-trailer itu telat sampai pelabuhan atau truk minyak itu telat ngambil minyak di Plumpang, berapa coba duit yang sudah kebuang.” Mendengar itu si sopir langsung komentar, “Namanya juga orang kita, Mas. Kan jarang-jarang liat artis.”

Sejak saat itu saya bersumpah tidak akan bicara apa-apa lagi sampai Depok (padahal di radio ada kuis yang memberi pertanyaan gampang seperti ini: Apa warna kostum kedua kesebelasan nasional Brasil? Dan sopir kantor itu menjawab kesal karena tidak ada pendengar yang menjawab, “Kuning-Ijo, Goblok”). Hmmmppf.
buat 5 tahun lagi















Macet itu biasa. Macet di pagi hari. Macet di siang hari. Macet di malam hari. Bahkan macet pada dini hari. Buat orang yang tinggal di Jakarta, macet biasa terjadi kapan saja dan di mana saja. Macet biasa terjadi di gang kecil. Macet biasa terjadi di jalan alternatif. Macet juga biasa terjadi di jalan protokol. Bahkan istilah jalan bebas hambatan pun sudah lama dilupakan orang karena biasa macet. Di negara yang menyimpan banyak bahan cemoohan ini, macet adalah nilai plus.

Yang jadi penyebab pun bisa macam-macam. Akan tetapi, macet umumnya terjadi karena ruas jalan tidak mampu lagi menampung kendaraan yang melintas. Seorang teman di masa kuliah pernah menganalisis dan mengungkapkan solusinya untuk memecahkan persoalan kemacetan lalu lintas di ibu kota. Teman sekampus yang belajar bahasanya Anna Politkovskaya—si wartawan pemberani—itu bilang, “Macet dengan sendirinya akan hilang seandainya lebar jalan dibuat sama besar dengan panjangnya.” Tidak kelihatan ada gelas atau botol kosong di dekatnya, tapi dia mengatakan hal itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berdua kembali diam sepanjang perjalanan selama dua jam sejauh 4,5 kilometer yang hanya menggunakan gigi satu itu.

Penyebab nomor dua terjadinya macet adalah angkutan umum. Setelah lama melupakan teknik menyalakan lampu sein sebelum menepi, sekarang mereka mulai melupakan teknik menepi sebelum berhenti. Adalah lazim dan termaafkan apabila sebuah mikrolet mendadak sontak berhenti di tengah ruas jalan untuk menaikkan atau menurunkan penumpang. Begitu pula metro mini. Kendaraan itu... (tertegun sejenak)... (tarik napas)... bisa berjalan dengan sangaaaaaaaat lambat tanpa alasan apa pun dan membuat semua kendaraan di belakangnya harus benaaaaaaaar-benar sabar hingga suatu ketika si sopir memindahkan persneling ke gigi dua dan selanjutnya dan selanjutnya, hingga benda terkutuk itu melaju kencaaaaaaaaang sekali. Semua itu terjadi seiring dengan teriakan histeris, “Rapaaaaaaaaaaathhh.” Percayalah, Anda harus benar-benar pemaaf dan cepat melupakan kejadian itu apabila ingin hidup dengan tekanan darah normal 10 atau 20 tahun ke depan. Tapi bila Anda ingin masuk surga, cobalah berdamai dengan angkutan umum bernama bajaj. Bila Anda sukses, Anda adalah orang pertama yang paling layak dan benar-benar layak masuk surga.

Penyebab ketiga adalah rambu lalu lintas yang tidak berfungsi, perbaikan jalan atau pembangunan fly over/under pass, dan yang sedang trendi: pembangunan busway. Untuk sebuah harapan tentang masa depan yang lebih baik, bolehlah kita menyimpan angan-angan bahwa semua pembangunan itu bisa berakhir pada kebahagiaan kita semua.


Tapi itu hanya untuk dua poin terakhir. Rambu lalu lintas yang tidak berfungsi adalah hal yang lain lagi. Apalagi karena yang jadi sebab adalah PLN tidak mampu lagi memberi layanan listrik terhadap fasilitas umum. Jumat pekan lalu perempatan Kayu Putih dari arah rusun Pulo Mas menuju Rawamangun dikabarkan mencatat rekor antrean terpanjang dalam sejarah karena lampu merah di situ terkena giliran pemadaman listrik sejak pukul 3 sore. Luar biasa. Mudah-mudahan saat membaca tulisan ini lima tahun lagi, kita masih belum terbiasa dengan kejadian itu.
Mudah-mudahan.
pesawat
theme song: aeroplane















(...ditambah red hot dan buih bergelas-gelas kekekekkkk)
pulang sekolah















(sampe di rumah, ganti baju, makan, tidur siang,
mandi, nonton film anak, makan malam, bikin PR, tidur jam 9,
bangun jam 6, mandi, ganti baju, pergi sekolah...)
pejantan tangguh

pandangan pertama
theme song: dont let me be misunderstood (santa esmeralda)

Lick em all























Ada yang bilang logo di atas adalah tiruan mulut dan bibir Jagger yang dower. Ada juga yang bilang logo di atas didesain oleh artis pop Andy Warhol.

Tapi menurut majalah Concept—yang bulan ini menurunkan cover story yang-sumpah-keren-banget-lay-out-nya... hmm sekali lagi ah... yang-sumpah-keren-banget-lay-out-nya! tentang sampul album musik termasuk logo di antaranya—logo lidah menjulur itu terinspirasi dari lidah Dewi Kali, yang ada dalam agama Hindu.

Adalah John Pasche mahasiswa berusia 25 tahun dari Royal College of Arts London yang menciptakan logo sederhana yang paling saya ingat itu. Setelah menatap lukisan Dewi Kali, dalam dua pekan logo itu selesai digarap. Pasche menerima imbalan sebesar 50 poundsterling, plus 200 lagi dua tahun kemudian. Logo itu pertama kali muncul di album Sticky Fingers (1971), album yang juga dikenal sebagai salah satu karya besar Andrew Varchola alias Andy Warhol.


(sampul album sticky fingers dan foto andy warhol oleh helmut newton)




piss























Pastinya... yang mengaku anak metal, rock, dkk, merasa akrab dengan simbol ini. Simbol damai yang dikenal di seluruh dunia, kecuali di Jawa, khususnya di kalangan orang jokaw aseli. Itu sebabnya anak gamelan kurang familiar dengan simbol ini. Ups... sori masyan, bukan begitu maksudnya... peace man!
(psssst... soalnya di jawa itu simbol damainya adalah ngirimin anak perawan biar dikawinin kerajaan sebelah kekekekkkk...) Ampuuuuuun masyan... tobaaaaaat....

Syahdan simbol damai ini diambil dari bodyline burung merpati yang dikenal sebagai lambang perdamaian. Setidaknya begitu kata majalah Concept yang edisi ini sumpah-keren-banget-lay-out-nya... teuteeeup : ). Sayangnya Concept gampang menyerah memberi informasi dalam tulisan. Pada artikel sepanjang lima baris itu Concept bilang, “Bahkan ada simbol yang sempat digunakan hampir semua musisi (bagai logo tak bertuan) yaitu lambang ‘peace’ yang muncul pada awal tahun 60-an.”

Bila Concept mau sedikit menggugel, ada cerita menarik di balik simbol damai itu. Simbol itu didesain pada 1958 oleh seorang desainer profesional, seniman, dan lulusan Royal College of Arts, yakni Gerald Holtom. Tujuannya adalah sebagai lambang gerakan antinuklir (Campaign for Nuclear Disarmament) yang berkembang di Inggris waktu itu.

Yang menarik adalah konsep yang menjadi dasar desain itu dibuat. Ada yang menyebut semaphore, kode komunikasi yang kita kenal dalam Pramuka, sebagai dasar simbol gerakan antinuklir itu. Garis-garis dalam lingkaran pada simbol tersebut dibentuk dari garis tubuh orang yang sedang menggunakan kode semaphore untuk huruf N dan D, singkatan dari Nuclear Disarmament.

Namun, belakangan simbol ini hanya dikenal sebagai simbol damai; atau lambang kematian dan kelahiran; atau simbol anti-Perang Vietnam; atau simbol antikristen. Lho?

Ya begitu katanya. Nah, sementara yang lain sibuk mengartikan simbol itu, mari kita nikmati saja nada-nada ceria dari Offspring dengan Hit That.

(psssst btw coba kalo mas gerald pake konsep anak perawan buat dasar desainnya, pasti gak jadi rame kayak gini hihihi) Eh, dia denger... ampyuuuuun masyaaaaaaan... ampyuuuuun.

Bercinta, jangan perang : )






















Ada lagi cerita pendek di balik simbol damai. Pada 1960 ketika Perang Vietnam sedang menjadi berita serius di Amerika, muncullah slogan Make Love, Not War yang digelar oleh orang-orang hippie, generasi bunga, yang kreatif, yang back to nature, dan back to psikotropika, sebagai mind expanding, biar bisa bikin psychedelic... halah.

Cerita pendek itu disadur dari kata-kata Bang Lennon di Mind Games.


…So keep on playing those mind games together
Doing the ritual dance in the sun
Millions of mind guerrillas
Putting their soul power to the karmic wheel
Keep on playing those mind games together
Raising the spirit of peace and love
(I want you to make love, not war
I know you've heard it before)

























soWhat

Semuanya berawal dari ocehan bule gila yang kebetulan kami, saya dan sejumlah teman dari kantor lama, temukan di suatu malam di sebuah kedai minuman kurang lebih sebulan lewat. Dimulai dari obrolan tentang perempuan Indonesia yang menurutnya pemalu di tempat tidur, hingga diakhiri dengan cemoohan tentang produk nasional yang sama “pemalu” di pasar global. Lho kok?

Dia adalah sutradara film iklan—sedikit latar belakang tentang si bule gila yang sering mengaku kepada petugas imigrasi liburan padahal kerja itu. Hampir semua iklan yang digarapnya adalah produk bermerek asing. Mungkin karena itu, ditambah lagi hasutan seloki-seloki kecil yang tidak habis-habisnya berputar, kelakuan doyan ngenyek-nya keluar. Dan kena. Sejak hari itu saya jadi kepikiran merek lokal apa yang bisa berdiri semringah seperti McDonald’s.

Alhamdulillah puji tuhan, di Senin yang cerah tanpa awan tempo hari ada majalah Swa edisi terbaru yang mengulas jawara-jawara ekspor asal Indonesia. Luar biasa. Meskipun di tabel-tabel njelimet itu isinya kebanyakan produk mentah, toh ada juga satu dua produk jadi (bermerek pula) yang dipasarkan di seberang lautan. Salut buat Wings yang menyulut perang dengan Unilever di Afrika. Bahkan membuat semua deterjen di Afrika yang tadinya biru menjadi putih—meniru So Klin dengan butir deterjen putih. Salut buat So Klin yang jadi raja deterjen di tiga perempat Afrika. Salut buat So Klin Cup—nama liga sepak bola yang disponsori So Klin di Mali dan Ghana. Semua ada di Swa. Salut juga buat Swa.

Dan sekarang saya bisa tidur nyenyak sambil menunggu Sabtu, "kencan" dengan si bule gila. Bukannya mau balas dendam karena merasa nasionalisme saya terusik, tidak. Sama sekali tidak. Saya cuma kangen dengan seloki-seloki kecil nan gratis itu. Suer.
Kampanye Kreatif

Lebih setahun silam seorang teman menjual pemutar MP3 miliknya. Proses jual-belinya tidak rumit dan tidak butuh banyak minuman keras untuk membuatnya cukup mabuk sehingga menjual alat itu dengan murah. Tapi saya mendapatkannya dengan harga yang menurut saya sangat murah untuk sebuah pemutar MP3 berkapasitas 30 GB.

Dibandingkan dengan iPod, harus diakui Nomad Jukebox, pemutar MP3 itu, lebih besar dan lebih berat. Bagi beberapa orang, cara pengoperasiannya pun tidak semudah sistem navigasi yang diciptakan secara cerdas oleh orang-orang di belakang iPod. Namun, bila Anda mencari pemutar MP3 yang dapat mengunduh lagu di setiap komputer yang Anda temui, seharusnya Anda melirik Nomad dan Creative Media Source. Berbeda dengan iTunes, Creative Media Source dapat mengunduh lagu di PC mana pun tanpa menghilangkan daftar lagu yang sebelumnya sudah ada dalam pemutar MP3 Anda.

Nomad Jukebox Zen NX yang saya miliki bukan tipe keluaran terbaru yang dibuat Creative. Sejatinya tipe ini adalah generasi kedua Nomad Zen dan sudah tidak lagi diproduksi Creative. Tipe ini diperkenalkan kepada dunia pada 2003 ketika iPod versi 30 GB (iPod generasi ketiga) masih menggunakan sistem docking untuk mengisi ulang baterainya. Sayangnya, promosi Nomad tidak dikaitkan dengan kampanye pemutar MP3 sebagai gaya hidup—suatu ide kampanye luar biasa yang selanjutnya dilakukan iPod di seluruh dunia dan diabadikan dalam poster siluet berlatar belakang warna-warni.

Bila dilihat berdasarkan sejarah, secara reputasi seharusnya Nomad di bawah merek Creative jauh lebih diuntungkan ketimbang iPod yang berasal dari Apple. Sejak 1989 Creative Technology Ltd. telah dikenal sebagai produsen Sound Blaster Sound Card, yakni peranti lunak pendukung PC yang bertugas memproduksi suara dari dalam komputer. Lewat peranti ini, belasan tahun silam saya juga sempat terkagun-kagum dengan kemampuan komputer seorang teman yang mampu memutar keping CD. Saat itu satu-satunya CD ROM yang dikenal bermerek Creative yang dilengkapi sepasang pengeras suara aktif bermerek sama.

Hingga saat ini Creative masih dikenal sebagai merek sound card terkemuka dan menjadi standar industri. Sekitar 70 persen dari semua sistem suara PC dibangun di sekitar Creative’s Sound Blaster Technology. Creative telah menjual lebih dari 100 juta produk Sound Blaster. Berbeda dengan merek Apple yang dikenal sebagai produsen perangkat komputer lengkap termasuk sistem operasinya, merek Creative jelas lebih dekat dalam urusan bunyi-bunyian. Namun, kembali lagi ke faktor promosi, Nomad tidak didukung kampanye yang luar biasa.

Satu-satunya hal luar biasa yang saya ketahui belakangan adalah tempat di mana merek Creative pertama kali diciptakan dan diproduksi. Pada 1981 dua pemuda ambisius mendirikan Creative Technology Ltd. di Singapura.

Meskipun pabrik induknya tetap berlokasi di Singapura, Creative juga membuka kantor di Amerika Serikat. Pada musim panas 1992 Creative Technology Ltd. terdaftar di Nasdaq Amerika Serikat dan menjadi perusahaan Singapura pertama yang terdaftar di bursa saham terbesar di Amerika itu. Selain sound card, CD ROM, pemutar MP3, dan pengeras suara, merek asal Negeri Singa ini juga dikenal sebagai produsen alat video musik interaktif, kibor berbasis Internet, serta web-cam.