Blog

Pernikahan Galih II















Galih, sebut saja begitu namanya, seperti sekotak cokelat. Ada kalanya ia akan meleleh dalam genggaman...halah. Singkatnya, wartawan kami telah berhasil melakukan wawancara dengan salah seorang teman dekat Galih, sebut saja Victor, yang telah melewati masa-masa baik suka maupun duka bersama-sama dengan Galih semasa di Depok. Berikut petikannya, khusus untuk Anda, pembaca Donkeenews.




















Apa perasaan Anda ketika pertama kali mendengar kabar bahwa Galih, sebut saja begitu, akan segera menikah?
Terkejut, Mbak. Suer! Secara Galih yang saya kenal itu jauh banget rasanya dari kata nikah. Enggak tahu kenapa kok dia tiba-tiba memilih cara itu sebagai jalan keluar.

Maksud Anda?
Begini lho, Mbak. Saya itu kenal Galih sudah lamaaaa banget. Kurang lebih delapan tahun. Nah selama delapan tahun, saya itu enggak pernah lihat tuh Galih serius untuk urusan pacaran. Padahal kalau tak perhatiin, dia itu cukup... hmm... apa ya....

Cukup apa, Mas?
Ya, cukuplah.

Cukup ganteng maksud Anda?
Yaaa...gimana ya bilangnya... ya cukupanlah. Ah, saya enggak enak ah Mbak, kalau disuruh ngomong seperti ini. Yang lain saja deh pertanyaannya.

Menurut, Anda, kira-kira Galih serius akan segera menikah?
Wah tentu... tentu. Dari dulu saya sudah tahu kalau dia itu akhirnya bakal serius menikah. Masalahnya hanya saya enggak terlalu tahu persisnya kapan dia itu bakal serius. Tapi kalau dengar kata anak-anak sih, dia beneran tuh mau serius sama yang satu ini.

Satu ini? Siapa?
Wah, ini pasti pertanyaan jebakan, iya kan? Enggak ah, no comment.

Lho, kok malah no comment?
Soalnya pertanyaan Mbak itu menyudutkan posisi saya sebagai teman dekat Galih. Masa saya dikira enggak tahu nama calon istri teman dekat saya? Sampai-sampai harus dites seperti itu. Makanya saya memilih no comment. Itu jawaban netral.

Tapi tidakkah...
Lho saya terkejut kok, Mbak. Kan saya sudah bilang tadi. Lagian saya juga tidak merasa dilangkahi kok. Hayooo tadi mau nanya itu ya? He-he-he. Wong tadi saya sudah dikasi kisi-kisinya kok sebelum masuk ke sini.
Komentar saya tentang gadis pilihan Galih, ya? Sangat baik. Orangnya supel, mudah bergaul, enak diajak ngobrol, asyik diajak bercandaan, terus asyik banget kalau diajak nyela-nyela Sofyan.

Lho, Anda sudah saling mengenal secara dekat? Seberapa dekat?
Saya sudah dua kali ketemu. Sekali pas buka puasa bareng 3 atau 4 tahun lalu. Terus tempo hari pas saya, Galih, sama Sofyan mau berangkat ke Semarang. Kita sempet ketemu sebentar di McD Gambir.

Lho, kan cuma ketemu sebentar? Kok bisa tahu sifatnya?
Sama seperti Sofyan, ini insting saya saja.

Sebagai teman termuda, paling muda malah di antara Galih dan Sofyan, apa kira-kira...
Yaaa, saya paling cuma bisa berpesan, supaya Galih cepat melupakan para... errr... semuanya dan memulai hidup yang baru, hidup yang damai, tentrem, sama calon istrinya yang ini. Yaaa mudah-mudahan Galih dan istri cepat dapat momongan.

Kira-kira kapan itu, Mas?
Secepatnya. Soalnya saya yakin Galih tidak akan buang-buang waktu. Saya jamin itu, Mbak.

Baik, kalau begitu...
Saya juga mau menambahkan, Galih itu kadang-kadang susah disuruh istirahat. Dia terlalu serius bekerja. Setiap hari itu dia selalu menghabiskan waktunya untuk mengumpulkan modal buat menikah. Nah saya harap, mudah-mudahan setelah menikah, Galih bisa sedikit rileks, dan menikmati hidupnya sebagai seorang suami.

Itu saja, Mbak. Cukup?

Cukup. Terima kasih.
Sama-sama. He-he-he asyik juga ya diwawancara.

Mewawancara orang enak enggak, Mbak?

Ya begitulah, Mas. Ada suka dukanya juga.
Ya, ya, ya...

Pulangnya sendiri, Mbak? Naik apa tadi pas ke sini?



catatan: tulisan ini berseri, jadi mohon jangan disalahartikan maksud judul tulisan ini (pernikahan galih kedua)

2 comments:

pippilotta said...

najiiiiooongggggg.. lucu bangettttt... perut gw sakit nyoooongggg... hohoho, "sama yang satu ini"? hayo jawaabb, siapa nama bininya galiiihh... kikikikik..

Unknown said...

dhee dhee gal... dhee dhee