Blog

Soal TV

Seusai makan siang yang sederhana di Warteg 22 seorang teman yang mantan wartawan dan bekas temen satu kontrakan itu sepertinya hendak mengungkapkan kegelisahannya soal acara TV. Dalam hati saya berpikir, pasti soal smackdown, setelah dia bertanya, “Lo masih suka nonton TV?”. Tapi untung saya punya jawaban yang mungkin tidak bakal menggiring obrolan kami yang harusnya menjadi obrolan penuh nostalgia itu menjadi obrolan bernada kampanye anti-TV: pengumbar kekerasan, sinetron mimpi, reality show munafik, jurnalisme murahan ala infotainment, iklan-iklan yang tidak mendidik, promosi-promosi perangsang konsumerisme, AC Nielsen brengsek, blablabla. “Gw kan gak punya TV di kos, Jek.” Tapi si teman ini rupanya tidak menyerah. “Tapi kan lo suka nonton TV di kantor,” katanya. “Ooo itu juga dihitung? Itu kan Indovision,” jawab saya sekenanya. “Iya sih, nonton. Terus kenapa? Eh BTW lo dah bayar?” jawab saya sambil menunjuk makanan di meja. “Oh iya, belum,” jawabnya sambil merogoh kantong sembari memanggil pelayan warteg. Saya langsung berlalu dari situ.

Babak kedua, di dalam mobil. “Biasanya lo suka nonton apa aja?” tanyanya seketika. “Errr macem-macem sih. Tapi biasanya peragaan busana he-he-he. O iya sama binatang-binatang gitu deh,” jawab saya. “Nah, gw pengen tahu, menurut lo...” Di situ saya langsung menyela, “Eh di warung depan berhenti dulu, ambil kiri.” Diiringi klakson mobil belakang si teman protes, “Eh gila lo. Mo ngapain?” Sambil menengok ke belakang, “Berhenti dulu, mo beli rokok he-he-he.”

“Ooo di sini kantor kalian?” kata si teman ketika sampai di kantor saya. “Mo mampir dulu, apa mo langsung?” tanya saya hati-hati. “Ah gw langsung aja ya. Buru-buru. Salam aja ama si xxx,” katanya. “Oke deh, ntar gw sampein.” Setelah turun dari mobil, ada perasaan tidak enak juga melihat si teman gagal menyampaikan unek-uneknya.

“Eh, emang kenapa lo nanya-nanya soal TV?” tanya saya sesaat sebelum ia menutup jendela mobilnya. “O iya. Enggak cuma pengen tahu aja, lo doyan nonton TV, gak?” tanyanya. “Iya sih, kadang-kadang. Emang kenapa?,” saya balik bertanya. “Gini, TV lo kan lama banget dipinjem si xxx. Nah ternyata kemarin si xxx udah beli TV baru. Gimana kalo gw gantian minjem he-he-he. TV gw jebol euy,” jawabnya sambil cengar-cengir. “O iya sama DVD-nya juga ya he-he-he.”

No comments: